Teknologi yg Egaliter

Masih segar diingatan kita semua, kira2 20 tahun yang lalu betapa mewahnya handphone, betapa macho-nya orang yg bisa nerima telpon tanpa kabel, bisa sambil jalan2 kemanapun. Bisa dipastikan si pemilik pastilah memiliki uang yg jauh lebih banyak dari rata2 orang kebanyakan saat itu. Tetapi coba lihat hari ini !

Siang ini seusai makan siang seperti biasa di warung nasi sebalah Kantor Wako tak sengaja aku berjalan kaki persis di belakang tukang buah yg sedang menjajakan buahnya. Sayup-sayup terdengar dari mulut si tukang buah sebuah percakapan searah. Setelah sedikit mendekat aku baru bisa pastikan bahwa si tukang buah ini sedang bercengkerama dg seorang perempuan nun jauh disana melalui sebauh telepon genggam. Suaranya begitu jelas terdengar karena si tukang buah mengaktifkan fitur speaker phone.

Luar Biasa ... pikirku, teknologi yg ditemukan Martin Cooper, seorang karyawan Motorola pada tanggal 03 April 1973 ini yg semula membutuhkan biaya Rp.90juta / unit untuk biaya memproduksi nya itu kini bisa dinikmati oleh orang yg berpenghasilan < dari 2 USD per hari. Wow betapa egaliternya teknologi ini ...

Read More

Mengapa Aku Menulis ?

"Cara termudah untuk memahami sesuatu persoalan adalah dengan menuliskannya", semoga anda sependapat dengan saya, sama sependapatnya dengan ungkapan "Cara terbaik belajar adalah dengan mengajarkannya". Itulah mungkin salah satu alasan mengapa aku sedikit memaksa diriku sendiri untuk menulis.

Ini bukan blog saya yg pertama, dan mungkin bukan juga yang terakhir. Entah kenapa saya ingin berganti-ganti blog. Gak masalah khan? sdg-kan politisi saja berganti-ganti partai he he ... Di blog ini saya ingin mencoba menuangkan kembali beberapa hal mungkin itu bisa berkaitan dg event2 yg lagi populer, bisa juga ide spontan yg tiba2 nongol di benak, atau curahan hati akibat kekesalan2 terhadap persoalan yg sdg saya hadapi, or mungkin aku re-post dr tulisan orang2 hebat supaya mudah aku mengingat2 nya kembali. Aku hanya ingin berbagi, just as simple as that ...

Yg jelas saya gak bisa menggunakan bahasa2 intelek, kita pakai saja bahasa2 yg mudah dipahami bersama. So teman, mari kita berbagi, berbagi kesedihan pun kan gak masalah apalagi berbagi kebahagiaan, syukur2 ada yg mau berbagi rejeki ...

Read More